Skripsi Q

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dipaparkan tujuh hal pokok yaitu, (1) latar belakang masalah, (2) perumusan masalah, (3) tujuan pengembangan, (4) manfaat pengembangan, (5) spesifikasi produk pengembangan, (6) implikasi pengembangan, (7) definisi istilah dan (8) keterbatasan pengembangan.

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya selalu seiring dengan perkembangan manusia. Melalui pendidikan pula berbagai aspek kehidupan dikembangkan melalui proses belajar dan pembelajaran. Berbagai masalah dalam proses belajar perlu diselaraskan dan distabilkan agar kondisi belajar tercipta sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai serta dapat diperoleh seoptimal mungkin. Untuk melengkapi komponen belajar dan pembelajaran di sekolah, sudah seharusnya guru memanfaatkan media atau alat bantu yang mampu merangsang pembelajaran secara efektif dan efesien.

1

Kemajuan teknologi membuat manusia secara sengaja atau tidak sengaja telah dan akan berinteraksi terhadap teknologi. Media elektronika sebagai akibat dari perkembangan teknologi, mendapat tempat dan perhatian yang cukup besar bagi para peserta didik dan besar pengaruhnya terhadap perkembangan pendidikan. Manfaat aktivitas dalam pembelajaran yang disebabkan oleh kemajuan ilmu dan teknologi adalah agar siswa dapat mencari sendiri dan langsung mengalami proses belajar. Belajar yang dimaksud berupa pembelajaran yang dilaksanakan secara realistik dan kongkrit, sehingga mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis serta menghindari terjadinya verbalisme yang terus-menerus. Penyampaian materi ajar yang tidak bervariasi dapat menjadi penyebab tidak tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan. Tahapan penting dalam pembelajaran adalah memilih atau menentukan materi pembelajaran atau bahan ajar yang tepat dalam rangka membantu siswa mencapai kompetensi. Moore, (dalam Afgani, 2009). Menjabarkan materi pokok menjadi bahan ajar yang lengkap, dimana isi materi harus dipilih dan diatur agar sesuai dengan tujuan pembelajaran adalah tugas guru. Selain itu bagaimana cara memanfaatkan bahan ajar juga merupakan hal yang penting. Pemanfaatan yang dimaksud adalah bagaimana cara mengajarkannya ditinjau dari pihak guru dan cara mempelajarinya ditinjau dari pihak murid. Hal lain yang berkenaan dengan bahan ajar adalah memilih sumber di mana bahan ajar itu didapatkan. Sampai saat ini ada kecendrungan bahwa sumber belajar dititikberatkan pada buku. Padahal banyak sumber bahan ajar selain buku yang dapat digunakan (Depdiknas, 2006).

Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan pada learning material atau materi pembelajaran. Dick dan Carey (dalam Afgani, 2009), menyatakan ada dua jenis materi pembelajaran, yaitu materi ajar tertulis (written) dan materi ajar yang dimedia-kan (mediated) atau disebut materi ajar cetak (Printed material) dan materi ajar non cetak (nonprinted material) (Reisser dan Dempsey, 2002 dalam Afgani 2009). Materi ajar non cetak merupakan materi ajar yang dikembangkan untuk memperkaya pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran selain untuk mengisi kekurangan yang timbul akibat masalah budaya membaca, keterbatasan waktu serta untuk menjawab keragaman gaya belajar peserta didik. Dengan demikian pengembangan materi ajar non cetak harus dapat memanfaatkan semaksimal mungkin kemampuan medianya. Dengan kata lain, pemilihan materi yang sesuai dengan media yang ditentukan merupakan langkah awal yang penting, disamping pemaparan yang mudah dicerna, dalam arti menggunakan bahasa yang sederhana, komunikatif dan jelas, mampu melibatkan proses berpikir peserta didik, serta memungkinkan peserta didik dapat mencapai tingkat penguasaan secara mandiri.

Tujuan Pendidikan Nasional adalah menciptakan insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif. Universitas Pendidikan Ganesha yang merupakan lembaga pencetak tenaga kependidikan (guru) mempunyai suatu kewajiban untuk mengnembangkan kemampuan siswa khususnya dalam bidang perekayasa pembelajaran. Salah satu jurusan di Universitas Pendidikan Ganesha yang khusus memberikan pemahaman tentang perekayasa pembelajaran yaitu Jurusan Teknologi Pendidikan. Tujuan utama pembelajaran yang dirancang di Jurusan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha adalah menghasilkan perekayasa (tenaga ahli yang mampu merancang, mengembangkan, memanfaatkan, mengelola) pembelajaran dan guru dalam bidang Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) yang cerdas dan berdaya saing tinggi (Pedoman Studi FIP Udiksha tahun 2006). Untuk mencapai tujuan tersebut, peristiwa pembelajaran yang berlangsung di Jurusan Teknologi Pendidikan diarahkan untuk membantu dan memfasilitasi berkembangnya kemampuan potensial yang dimiliki siswa menjadi kemampuan nyata yang digunakan khususnya untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan dan pembelajaran (perekayasa pembelajaran). Peristiwa pembelajaran yang dimaksud, hendaknya dirancang dan dilaksanakan secara aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

Sementara ini, tingkat pencapaian tujuan pembelajaran di tingkat sekolah baik SD, SMP, dan SMA disinyalir masih relatif rendah. Indikator dari penomena ini antara lain adanya keluhan beberapa pengelola pembelajaran (guru) terhadap rendahnya daya serap pembelajaran dalam mengikuti pembelajaran dimana nilai akhir siswa terhadap beberapa mata pelajaran khususnya pelajaran TIK belum memuaskan secara merata, berdasarkan pengalaman penulis saat melakukan kuliah Program Pengalaman Lapangan (PPL) Real di SMA N 1 Singaraja tahun ajaran 2009/2010 selama 3 bulan, ditemukan nilai rata-rata murni (sebelum diadakan remedial) pada pelajaran TIK khususnya kelas XII masih belum memuaskan yaitu 75. (daftar nilai kelas XII IA-1,  XII IA-4,  dan XII IA-6 semester I tahun 2009), bahkan kurang dari standar nilai ketuntasan untuk mata pelajaran TIK di SMA N 1 Singaraja yaitu 86. Rendahnya nilai rata-rata siswa disebabkan proses pembelajaran yang dilaksanakan kurang berkualitas. Beberapa permasalahan yang menyebabkan rendahnya kualitas proses pembelajaran mata pelajaran TIK khususnya kelas XII adalah antara lain belum tersedianya sumber bacaan yang relevan dengan materi pelajaran TIK, jam pelajaran yang kurang berimbang terhadap padatnya materi mata pelajaran, dan permasalahan lain yang paling menonjol dirasakan adalah keterbatasan media pembelajaran yang menarik dan relevan pada mata pelajaran TIK serta kurangnya pemanfaatan fasilitas jaringan internet yang sudah ada dalam menunjang proses belajar mengajar khusunya pada mata pelajaran TIK.

Sejalan dengan diterapkan Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP) dimana materi pelajaran yang disampaikan disesuaikan dengan kondisi peserta didik, maka peran guru sangat menentukan dalam proses pembelajaran (Riana, 2007). Ketika peserta didik sudah mulai mengenal multimedia yang secanggih kemajuan teknologi informasi yaitu komputer berikut jaringannya maka menjadi keniscayaan bagi guru agar mau dan mampu memanfaatkan multimedia dalam pembelajaran (Hartono, 2007). Saat ini, Depdiknas telah mengembangkan pembelajaran melalui internet. Untuk mendukung proses pembelajaran ini, Depdiknas membangun backbone Jejaring Pendidikan Nasional atau popular dengan istilah Jardiknas. Selain menyiapkan pembelajaran melalui internet, Jardiknas juga disiapkan sebagai jalur komunikasi dan pertukaran informasi antarlembaga pendidikan di seluruh Indonesia. Sekolah-sekolah yang telah terhubung dengan internet bisa memanfaatkan konten materi pelajaran Jardiknas melalui http://media.diknas.go.id untuk membantu pelajaran di sekolah maupun di rumah. Oleh karena Jardiknas menggunakan basis koneksi internet dan intranet, konten itu bisa diakses siswa di mana pun, dan kapan pun. Sayangnya, konten yang tersedia belum memadai (Saragih, 2007).                               Dikarenakan hal tersebut, perlu dilakukannya suatu usaha untuk merancang materi pembelajaran khususnya materi pelajaran TIK. Materi dirancang dan dikembangkan dengan cara memodifikasinya. Sehubungan dengan itu, Heinich, et al (1996) menyatakan bahwa ada tiga alternatif untuk memperoleh materi pembelajaran, yang salah satunya adalah memodifikasi materi yang telah ada, dimana alternatif ini merupakan prosedur yang lebih efisien, kreatif, dan menantang dari pada merancang sendiri materi pembelajaran yang akan menghabiskan waktu dan biaya atau hanya menggunakan materi yang disediakan oleh sekolah. Agar materi tersebut menarik sehingga memotivasi peserta didik untuk belajar mandiri, maka materi dikembangkan menggunakan teknologi informasi komunikasi dengan menempatkannya pada media website yang terkoneksi dengan internet yang mana manfaat media dapat diasosiasikan sebagai penarik perhatian dan membuat siswa tetap terjaga dalam memperhatikan (Kemp & Dayton dalam Arsyad, 2003).

Blog (kependekan dari Weblog) mempunyai potensi dikembangkan sebagai media pembelajaran. Setidaknya artikel dalam blog tersebut bisa memperkaya bahan ajar di luar proses belajar mengajar secara tatap muka. Selain itu, melalui blog, materi bisa tersaji lebih menarik, Sebab blog bisa dilengkapi dengan grafis, ilustrasi/gambar/foto, video, dan lain-lain. Dengan adanya blog yang bisa di akses kapan dan dimana saja, proses pembelajaran siswa menjadi tidak terbatas pada jam belajar efektif yang tersedia di sekolah, mereka dapat menggunakan fasilitas warnet, bagi yang belum memiliki komputer terkoneksi internet. Sehingga pembelajaran menjadi tidak terbatas oleh ruang dan waktu.

Penelitian ini mengambil mata pelajaran TIK di kelas XII, karena materinya membahas mengenai program grafis Adobe Photoshop atau  program pengolah gambar/foto yang tidak cukup dipelajari hanya dengan mendengarkan penjelasan dari guru atau dengan praktek pada saat jam pelajaran berlangsung, melainkan siswa harus mengembangkan keterampilan belajar grafis dengan banyak praktek di luar jam pelajaran, dapat menggunakan sumber yang relevan atau download materi di website (blog) yang menyediakan tutorial belajar program grafis Adobe photoshop. SMA N 1 Singaraja mempunyai laboratorium (LAB) komputer yang dilengkapi dengan fasilitas internet yang dapat digunakan oleh siswa pada saat jam pelajaran berlangsung maupun saat istirahat.  Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti tertarik untuk mengembangkan media pembelajaran berbasis weblog (blog) pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) semester 1 di kelas XII SMA Negeri 1 Singaraja.

selengkapnya  klik gambar di bawah untuk download tulisan dalam format doc.

Tanggapan

  1. okelah


Tinggalkan komentar